Isang Tahimik na Tattoo
They called it ‘trendy’. I called it my skin.
I grew up with steel buildings and my mum’s teacup rituals—now I know: beauty isn’t on Instagram.
This tattoo? It didn’t hurt. It remembered something older: a single chrysanthemum breathing where no one else was looking.
You ever cried while waiting for silence? Comment section: who else is still here… and why are we all just ink?
Bayangkan ini: kau pikir tato itu cuma hiasan? Salah! Ini tato tenang — nyawa yang nempel di kulit, bukan di Instagram. Aku belajar dari ibu yang ngopi sambil menunggu teh dalam cangkir kosong… dan tiba-tiba sadar: ternyata damai itu bukan di filter Instagram, tapi di silence antara benang-benang kain tradisional. Kalo kamu lagi stress karena feed penuh trend? Tenang dulu. Lihatlah—kainnya masih menyimpan kenangan lama: bunga chrysanthemum yang mekar perlahan di dada kita. Kita semua cari ketenangan… tapi malah ketemu jalan terus ke laut.
Kamu咋看? Comment section开战啦!




