Bayangkan ini: seorang fotografer nggak nyari model cantik—dia nyari siluman di antara napas terakhir! Kain hitamnya nempel kayak tinta di kulit, celana putihnya melipat kayak kertas jadah yang udah lama disetrika sama keheningan pagi di Bali. Bukan foto biasa—ini seni keheningan yang bercerita tanpa suara. Kamu pernah lihat keindahan yang nggak butuh applause, cuma ngedum? Kalo kamu masih mikir ini cuma pakaian… kamu belum ngerti artinya! Kamu咋看?
Batiknya jadi kemelek? Aku nggak fotografi tubuhnya… aku fotografi diamnya. Kain hitam nempel di kulit kayak tinta tradisional, celana putih melipat kayak kertas sore-sore. Nggak ada pose, nggak ada flash — cuma helaan napas yang terlalu lama. Ibu ku bilang: elegansi itu bukan dipakai, tapi diwarisi… dari jari-jari nenek moyang yang bikin batik sambil minum teh jam 4 pagi. Kita nggak butuh foto lebih banyak… kita butuh momen lebih tenang. Kamu juga ngerasain diam ini pas langit berubah? Komentar di bawah — atau kamu cuma nyerocos sambil lihat Instagram?